Lawar Bali adalah kuliner khas Bali yang menjadi favorit masyarakat Pulau Bali dan bahkan sekarang juga bisa diterima oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara. Pada dasarnya Lawar digunakan sebagai sarana upacara agama tidak hanya sebatas itu, Lawar mungkin juga sudah menjadi makanan wajib masyarakat Bali karena hampir setiap bulan ada saja Upacara yang dilaksanakan oleh Umat Hindu di Pulau Bali yang mempersembahkan Lawar untuk keperluan Upacara Agama. Bagi masyarakat Hindu di Bali makan lawar tidak hanya berfungsi gastronomik yaitu lawar sebagai makanan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar atau untuk memenuhi kebutuhan perut besar (gaster) yang kosong, tetapi juga berfungsi sosial antara lain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi relegius dan menunjukkan identitas budaya. Fungsi sebagai alat komunikasi, lawar bersama dengan jenis makanan lainnya seperti nasi diberikan kepada orang lain dan tidak terbatas pada hanya keluarga dekat, tetapi kepada semua orang yang dianggap telah memberikan bantuan baik moril maupunmaterial pada saat dilaksanakan suatu upacara tertentu. Lawar yang diberikan kepada orang lain tersebut dikenal dengan nama jotan sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya.
Lawar selain dibuat untuk keperluan upacara baik adat maupun keagamaan terutama agama Hindu di Bali, lawar saat ini juga telah menjadi komoditas perdagangan. Lawar sengaja dibuat untuk dijual ditempat-tempat seperti warung, rumah makan bahkan direstoran di hotel-hotel berbintang di daerah Bali. Bahan penyusun lawar seperti daging, sayur, kelapa dan darah mempunyai potensi sebagai zat gizi. Daging merupakan sumber protein hewani yang penting, sedangkan sayuran yang dipakai seperti kacang panjang (Vigna sinensis, L.), merupakan sumber protein nabati, vitamin dan mineral, pepaya (Carica pepaya, L ) dan buah nangka (Artocarpus integra, L) merupakan sumber vitamin dan mineral. Menyimak hasil analisis terhadap lawar yang dijual di Kodya Denpasar dari 18 pedagang lawar sapi yang dilaporkan oleh Yusa (1996) diketahui bahwa lawar sapi (lawar putih dan lawar merah) mengandung protein berkisar antara 8,48 – 11,14 %, lemak 17,98 – 18,54 % dan karbohidrat 3,94 – 6,61 % dengan kandungan air lawar yang cukup tinggi yaitu sekitar 65,21 – 65,63 %. Disamping mengandung zat gizi utama seperti tersebut di atas lawar juga mengandung vitamin B1, vitamin B2, vitamin C dan mineral kalsium (Ca), besi (Fe) dan fosfor (P). Setelah dilakukan perhitungan lebih lanjut untuk setiap 50 g lawar (jumlah lawar yang dikonsumsi setiap hari), nilai energi lawar putih sebesar 114 kkal dan energi lawar merah sebesar 111 kkal. Ditinjau dari sumbangan energinya maka lawar dapat menyumbangkan sebesar 3,5 % dari konsumsi energi wanita setiap hari (konsumsi energi wanita setiap hari 2714 kkal). Apakah anda ingin mencoba kuliner ini? Jika anda berkunjung ke Bali anda bisa mencoba kuliner ini apalagi sekarang penjual Lawar sudah bertebaran dimana-mana. Anda dengan mudah bisa mendapatkan kuliner ini. Selamat berwisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar