Blayag adalah salah satu makanan khas masyarakat Bali khususnya Buleleng
yang kini keberadaannya semakin jarang ditemui, salah satu penyebabnya
adalah modernisasi dan persaingan pasar makanan yang menyebabkan
masyarakat tidak mengembangkan kuliner lokal yang satu ini. Padahal
kalau bicara masalah rasa, sudah barang tentu tidak kalah mantap dari
masakan yang kini berkembang dalam masyarakat yang notabene adalah
masakan luar negeri.
Ketupatnya yang terasa nyangluh, serta bumbunya
yang diracik sedemikian rupa membuat kuliner yang satu ini memiliki rasa
yang khas yang membuatnya berbeda dengan masakan lainnya (pokoknya
tidak kalahlah dari makanan-makanan paman sam). Apalagi kalau ditambah
dengan renyahnya kacang komak membuat rasanya menjadi tambah top!
(pengalaman pribadi). Sekarang banyak peminat mulai bermunculan kembali
dikarenakan cita rasanya yang memang terkenang di lidah penikmatnya,
hanya saja kedai penjual yang ditemui sudah semakin jarang.
Kalau
dilihat dari kacamata bisnis, peluang usaha penjualan blayag ini
memiliki persentase yang menjanjikan, terbukti dengan antrian yang
jarang sepi serta cepatnya habis persediaan (pengalaman pribadi lagi),
namun mungkin karena proses produksinya yang terbilang rumit apalagi
dengan manajemen yang masih tradisonal membuat para pedagang tidak bisa
bertahan lama. Semoga ke depan kuliner-kuliner seperti ini bisa lebih
berkembang dan kita bisa menikmatinya kapanpun dan dimanapun kita mau.
Keberadaan Penjual Blayag
makin banyak saja di kota Singaraja, kalau kita melintasi jalan
peguyangan sampai delod peken ke arah sukasada, sedikitnya ada 4-5
penjual blayag. kalau dulu hanya Men Muntagi saja yang berjualan,
tepatnya di depan Banjar peguyangan. Ada juga penjual blayag di dalam
pasar buleleng dan di Taman Kota kalau di waktu sore hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar