Rujak bagi masyarakat Bali bukan lagi hal baru, namun dengan adanya
beragam kombinasi seperti dipadukan dengan rumput aut (bulung), menu
tradisional yang banyak ditawarkan restoran maupun rumah makan di Bali
ini cukup digemari. Bahkan, tidak kalah dengan peminat aneka hidangan
modern. Meskipun serbuan makanan asing mulai melanda Bali, seperti makanan khas
Negara Prancis, Spanyol, Italia, atau India, makanan tradisional seperti
tipat santok, plecing kangkung dan rujak bulung tetap tidak kalah
pamor.
Para penikmat rujak bulung ini tidak hanya kalangan kelas menengah ke
bawah. 40 persen dari jumlah pengunjung adalah, orang berduit yang sudah
terbiasa makan spaghetti atau hotdog. Itu artinya, meski pun makanan internasional mulai banyak ditawarkan, rujak bulung dan
tipat santok masih mengundang daya tarik. Sebab, tidak bisa dipungkiri,
tiap orang tetap rindu pada makanan kampung.
Rasa rujak rumput laut ini memang beda dari makanan serupa lainnya. Di
samping rasanya yang agak sedikit asin, menu makanan ini juga kelihatan
unik karena dicampur-campur. Bahan yang diperlukan hanya rumput laut Parutan kelapa yang sudah
dibakar terlebih dahulu dan kuah rebusan ikan laut (biasanya ikan
pindang) serta kacang merah yang digoreng. Mambahas masalah harga, rujak bulung ditawarkan rata-rata Rp 5.000-Rp 7.000 per porsi, tergantung dengan permintaan konsumen.
Bahan - bahan yang diperlukan :
- Rumput laut segar
- Cabai rawit
- Terasi
- Kencur
- Kelapa parut
- Kuah pindang
- Garam
Cara pengolahannya :
- Ulek cabai rawit sesuai selera. Tambahkan sedikit terasi, garam dan kencur. Ulek lagi hingga halus.
- Tambahkan 5 sdm kuah pindang dan aduk rata.
- Masukkan rumput laut segar kedalam piring, campur dengan 1 sdm kelapa parut.
- Siram dengan kuah pindang.
- Siap dinikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar