Selain terkenal sebagai daerah wisata, Pulau Bali juga terkenal sebagai
salah satu sentral produksi salak di Indonesia. Salak yang berasal dari
Bali ini dikenal sebagai salak bali. Di daerah ini dikenal tak kurang
dari 10 kultivar salak bali. Secara umum kelebihan salak bali yang
menonjol adalah rasanya manis dan bijinya kecil. Buahnya berbentuk bulat
lonjong. Kulit buahnya bersisik kecil dan berwarna kuning agak cokelat.
Daging buahnya tebal, berwarna putih kekuningan, dan jarang sekali yang
masir. Rasanya istimewa, sangat manis dan teksturnya renyah. Bijinya
juga kecil-kecil dan biasanya berjumlah 1-2 pada setiap buah. Ukuran
buah salak bali relatif kecil. Buah salak dapat dimakan segar atau dibuat manisan dan asinan. Batangnya
tidak dapat digunakan untuk bahan bangunan atau kayu bakar. Namun,
tanaman salak baik untuk batas kebun sekaligus sebagai pengaman kebun.
Salak tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl dengan
tipe iklim basah. Tipe tanah podsolik dan regosol atau latosol disenangi
oleh tanaman salak. Lingkungan yang dikehendaki mempunyai pH 5-7, curah
hujan 1500--3000 mm per tahun dengan musim kering antara 4-6 bulan.
Pada kondisi lingkungan yang sesuai, tanaman mulai berbuah pada umur
tiga tahun. Tanaman salak muda lebih senang hidup di tempat teduh atau
di bawah naungan. Oleh karena itu, umumnya salak ditanam di bawah
tanaman duku, durian, atau pohon jinjing atau sengon (Albezia sp.). Pemeliharaan tanaman salak yang penting adalah menjaga kebersihan kebun
dan membuang tunas anakan yang muncul. Umumnya, pembuangan tunas anakan
dilakukan setelah dicangkok dan terus hidup. Jumlah daun yang disisakan
maksimum sekitar 17 helai. Pelepah daun dipangkas dengan gergaji atau
sabit tajam. Dengan cara ini, sinar matahari dapat masuk ke kebun salak
dan pengambilan buah pun mudah dilakukan. Biasanya, bakal buah sebesar
kelereng tumbuh rapat sekali pada tiap tandan. Bakal buah perlu dibuang
(penjarangan) agar buah salak tumbuh besar dan merata.
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya berumur
enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh sisik
yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning tua, dan
bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang
meruncing) terasa lunak bila ditekan. Pemanenan buah dengan cara
memotong tangkai tandannya. Hasil tanaman salak di Bali dapat mencapai
15 ton/hektar. Panen besar antara bulan Oktober-Januari.
Buah salak dapat dipanen setelah matang benar di pohon, biasanya
berumur enam bulan setelah bunga mekar (anthesis). Hal ini ditandai oleh
sisik yang telah jarang, warna kulit buah merah kehitaman atau kuning
tua, dan bulu-bulunya telah hilang. Ujung kulit buah (bagian buah yang
meruncing) terasa lunak bila ditekan. Salak Bali terdapat di Sibetan dan Karangasem.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar