Entil adalah makanan tradisional sejenis ketupat yang dibuat dari beras
yang dibungkus daun.(kalo orang di Desa Pupuan menyebutnya “daun nyelep “atau “daun telengidi “). Digunakannya daun untuk membungkus bertujuan supaya zat
warna hijau pada daun bisa meresap ke entil sehingga entil bisa menjadi
berwarna kehijau-hijauan, dan rasanya pun akan menjadi lebih enak. Beras
yang sudah dibungkus kemudian dipasang-pasangkan dan diikat dengan tali
yang terbuat dari bambu. Satu kilogram beras biasanya menghasilkan
kurang lebih empat puluh bungkus atau dua puluh pasang entil, Proses
pembuatan entil hampir sama dengan membuat ketupat tetapi waktu
merebusnya lebih lama. Untuk membuat entil dua puluh pasang dengan hasil
yang sempurna memerlukan waktu kurang lebih dua sampai tiga jam.
Semakin lama direbus hasil yang didapatkan semakin baik. Entil yang baik
biasanya tahan tiga sampai empat hari dan tidak cepat basi.
Biasanya entil dibuat pada pagi hari pada hari pengerupukan. Karena
proses pembuatan entil ini memakan waktu cukup lama kebanyakan
masyarakat di Desa Pupuan memasaknya menggunakan kayu bakar tanpa memakai
bantuan kompor gas. Biasanya kayu yang paling sering di pakai
untuk memasak entil adalah kayu dari pohon kopi, karena kayu jenis ini
mengeluarkan kobaran api yang besar dan tahan lama sehingga cocok untuk
dipakai memasak yang memerlukan waktu lama. Pada jaman dahulu menurut
cerita-cerita dari tetua-tetua di Desa Pupuan entil dibuat untuk pasokan
makanan pada saat hari raya nyepi, Maklum pada hari raya nyepi masyarakat tidak
boleh menyalakan api dan proses masak-memasak pun dilarang,
Sehingga untuk mengantisipasi supaya bisa makan pada saat nyepi
dibuatlah entil satu hari sebelum nyepi.
Seiring perkembangan jaman dimana listrik sudah dapat dinikmati
sampai ke pelosok pedesaan, sehingga teknologi yang menggunakan
listrik pun sudah semakin banyak pula. Sebutlah salah satunya alat
penghangat nasi. Dulu sebelum ada alat penghangat nasi entil merupakan
satu-satunya makanan paling tahan lama yang bisa dinikmati dihari raya
nyepi, tetapi karena sekarang pada saat Nyepi tidak ada pemadaman
listrik menyebabkan masyarakat pun bisa memasak nasi dan disimpan
dalam alat penghangat nasi tersebut, Sehingga kini nasi juga bisa
dinikmati pada saat Nyepi.
Biasanya bagi masyarakat Desa Pupuan yang mengajak sanak saudara
atau teman dekat merayakan hari raya Nyepi dikampung, kurang lengkap
rasanya kalo belum memberi oleh-oleh entil untuk keluarga yang lain
sebagai ciri khas makanan tradisional masyarakat Desa Pupuan pada saat
hari raya Nyepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar